SEJARAH CENGKEH
Cengkeh adalah
rempah-rempah purbakala yang telah dikenal dan digunakan ribuan tahun sebelum
masehi! Pohonnya sendiri merupakan tanaman asli kepulauan Maluku (Ternate dan
Tidore), yang dahulu dikenal oleh para penjelajah sebagai Spice Islands. Menanam pohon cengkeh saat seorang
anak dilahirkan adalah tradisi penduduk asli Maluku. Secara psikologis ada
pertalian antara pertumbuhan pohon cengkeh dan anak tersebut sehingga pohon
cengkeh benar-benar dijaga dan dirawat oleh orang Maluku. Pada abad pertengahan
(sekitar 1600 Masehi) cengkeh pernah menjadi salah satu rempah yang paling
popular dan mahal di Eropa, melebihi harga emas.
Perjalanan cengkeh
dari daerah asalnya di Maluku sampai menjadi rempah yang dikenal dan digunakan
di seluruh dunia bergulir seiring dengan garis sejarah perdagangan
rempah-rempah (spice
trade). Tulisan mengenai sejarah
cengkeh dan spice trade bagian pertama ini mencakup pemakaian dan perdagangan cengkeh dari
5000 tahun yang lalu hingga 500 SM di kawasan Timur Tengah.
3000 SM
Rempah-rempah
mungkin telah digunakan oleh manusia sejak manusia mulai menggunakan api untuk
memasak. Catatan pertama tentang penggunaan rempah-rempah adalah dari bangsa
Assyria (bangsa yang tinggal di kawasan Iran, Irak, Turki, dan Suriah) sekitar
3000 tahun sebelum Masehi. Catatan tersebut menyebutkan mitos bahwa dewa-dewa
bangsa ini meminum anggur wijen (sesame) pada malam sebelum dunia diciptakan, sementara
diketahui bahwa asal wijen adalah dari India Selatan. Dari sini kita
mendapatkan dua bukti sejarah yaitu pemakaian dan perdagangan rempah-rempah di
jaman purbakala, sekitar 5000 tahun yang lalu!
2400 SM
Bukti selanjutnya
berkaitan langsung dengan cengkeh. Dari penemuan arkeologi peradaban Sumeria
(peradaban purba di selatan Mesopotamia, tenggara Irak) diketahui cengkeh
sangat popular di Syria pada 2400 SM. Ini bukti yang sangat kuat bahwa
perdagangan rempah-rempah dari kepulauan Maluku adalah benar-benar purba.
1500 SM
Bangsa Mesir dan
Somalia juga tercatat telah memanfaatkan rempah-rempah, baik untuk kuliner
maupun pengobatan, sekitar 1500 SM.
Semua bukti-bukti
ini menunjukkan bahwa perdagangan antara Timur Tengah dan Cina, Asia Tenggara,
India, serta Spice Islands telah dimulai di jaman purbakala. Ini juga
merupakan indikasi betapa berharganya rempah-rempah, termasuk cengkeh, hingga
dicari bangsa lain dengan peluncuran ekspedisi besar-besaran.
950 SM
Pada 950 SM bangsa
Nabatean dari utara Arab mulai berekplorasi ke Cina dan India menempuh jalur
daratan mengendarai karavan yang ditarik unta dan keledai. Jalur ini disebut
Incense Route karena tujuan utamanya adalah mencari incense and rempah-rempah
untuk bangsa Yunani. Jalur ini kemudian menjadi sepi setelah bangsa ini beralih
ke jalur maritim serta mulai melibatkan bangsa dari selatan Arab. Letak
semenanjung Arab yang strategis, di persimpangan antara Eropa, Afrika, dan
Asia, ditambah jalur perdagangan melalui darat yang dirintis oleh Arab
sebelumnya menjadikan bangsa Arab (utara maupun selatan) penguasa perdagangan
rempah-rempah di abad ke-5 SM. Jalur perdagangan yang dirintis bangsa Arab
menghubungkan Arab, Baghdad, India, Guangzhou (Cina), dan Spice Islands alias
Kepulauan Maluku.
Bangsa Arab dan
bangsa Kanaan / Fenisia (sekitar Lebanon di masa sekarang) adalah yang pertama
memperkenalkan rempah-rempah dari Asia ke benua Eropa. Bangsa Kanaan / Fenisia
adalah pelaut yang tak mengenal kata takut. Mereka menyalurkan komoditas bangsa
Arab dan Afrika ke kawasan Mediterania, seperti Yunani, Romawi, Spanyol,
Perancis, juga Afrika Utara. Bangsa inilah yang medominasi perdagangan dan
memperkenalkan rempah-rempah dari Asia, termasuk cengkeh di kawasan
tersebut. Bangsa Fenisia akhirnya jatuh di tangan bangsa Romawi pada 332
SM. Sedangkan untuk mempertahankan dominasinya, bangsa Arab merahasiakan sumber
rempah-rempah dari bangsa barat dengan mengarang dongeng yang sangat pelik
tentang dimana dan bagaimana mereka mendapatkan rempah-rempah tersebut selama
berabad-abad.
Kembali ke tulisan
Sejarah Cengkeh Bagian 1, bangsa Arab pada 950 SM telah mulai menjelajah ke
Cina dan India untuk mendapatkan rempah-rempah dan menjadi “middlemen” antara
Asia dan Eropa. Di Asia sendiri catatan sejarah mengenai cengkeh ditemukan pada
600 SM di India. Berikut adalah beberapa bukti sejarah yang dapat kami rangkum.
600SM – India
Catatan tertulis
mengenai cengkeh ditemukan dalam kitab Weda, kitab suci bangsa Aria dari India
Utara. Bangsa Aria adalah bangsa yang membangun peradaban Hindu dan Budha dan
menyebarkannya ke seluruh penjuru Asia. Kitab Weda ditulis dalam bahasa
Sansekerta pada tahun 1700 SM – 800 SM (era Hindu) dan 800 – 350 SM (era
Budha). Bangsa Aria telah menggunakan rempah-rempah sejak awal peradabannya,
namun perkenalan mereka dengan cengkeh tercatat dalam era Budha. Cengkeh
diperkirakan mencapai India melalui Malaysia karena “lavanga” (bahasa
Sansekerta untuk cengkeh) berasal dari bahasa Melayu, bunga lavanga. (Catatan: Cengkeh dalam bahasa Bali “wunga lawang” dan dalam
bahasa Gayo “bungeu lawang”.) Cengkeh juga
muncul dalam cerita epik Ramayana yang ditulis oleh bangsa India antara tahun
350 SM dan 1M.
Antara 600SM – 1400
M para misionaris dan pedagang India menjelajah kawasan Asia untuk menyebarkan
ajaran Hindu dan Budha serta memperdagangkan rempah-rempah, salah satu komoditi
terpenting saat itu. Penjelajahan mereka meliputi Cina dan seluruh Asia
Tenggara, termasuk kepulauan Maluku dimana mereka mendapatkan cengkeh.
350SM – Melayu
Tidak hanya India
saja yang aktif berdagang rempah-rempah. Sekitar tahun 350SM bangsa Melayu dari
semenanjung Malaysia membuka jalur perdagangan Malaka, yakni jalur laut yang
routenya mencakup Cina, Malaka, India dan Sri Lanka.
206 SM – Cina
Dari Cina tercatat
Dinasti Han, 206 BC / SM – 220 AD / M, memanfaatkan keharuman cengkeh sebagai
penyegar nafas. Semua yang hendak bertemu dan berinteraksi dengan Kaisar Cina
diharuskan mengulum atau mengunyah cengkeh untuk menghindarkan kaisar dari bau
nafas tak segar.
200SM
Bukti linguistik
dan arkeologi menunjukkan bahwa penduduk Molluca (kepulauan Maluku) telah
memperdagangkan cengkeh sampai ke Cina, India, bahkan Arab nun di barat sana.
100SM
Pedagang Arab
membuka jalur perdagangan maritim ke India, Cina, dan seluruh kepulauan Melayu
dan berdagang langsung dengan penduduk Maluku.
Pada bagian ini diulas bagaimana bangsa Romawi
menjadi konsumen rempah-rempah yang besar dan berusaha mematahkan monopoli
bangsa Arab dalam bisnis perdagangan rempah-rempah.
Era Romawi
Bisnis perdagangan
rempah-rempah yang didominasi oleh bangsa Arab selama 600 tahun sangatlah
‘basah’. Bangsa barat, dalam hal ini Romawi, sangat penasaran akan asal
rempah-rempah ini dan bertekad mematahkan monopoli bangsa Arab. Pada 332 SM,
Alexander The Great menaklukan Mesir (yang juga merupakan titik transit penting
dari Spice Route, menghubungkan Kerala dengan Afrika Utara dan Mediterania) dan
menetapkan Alexandria sebagai pelabuhan untuk perluasan spice trade ke Eropa
via Mediterania (Yunani dan Romawi) dan titik penarikan pajak ekspor bagi
bangsa Arab yang hendak berdagang melalui Alexandria.
Alexandria menjadi
semakin makmur dengan pemasukan bea cukai dari perdagangan rempah-rempah ini.
Kota yang sebelumnya hanyalah sebuah kota tua ini kini berkembang menjadi pusat
kekuatan angkatan laut dan militer, sedemikian kuatnya hingga pada 150 SM
kawasan laut Mediterania disebut “Mare Nostrum” (Our Sea).
Pada era yang sama,
146SM, bangsa Yunani jatuh dan banyak orang Yunani yang menjadi budak dan
pelayan bangsa Romawi. Bangsa Yunani dikenal sebagai bangsa yang menggunakan
banyak rempah-rempah dalam masakannya. Dengan banyaknya jurumasak Yunani yang
dibawa ke Romawi sebagai budak, gaya kuliner Yunani pun mulai diadaptasi oleh
bangsa Romawi dan hal ini menjadikan bangsa Romawi konsumen rempah-rempah yang
sangat besar. Pada 80 SM Alexandria resmi diserahkan oleh Yunani ke tangan
Romawi dan menjadi pusat perdagangan international terbesar dan pasar utama
perdagangan rempah-rempah yang dikontrol oleh bangsa Arab, khususnya Nabataeans
dari Arab utara yang bersekutu dengan Roma. Namun, beberapa tua-tua bangsa
Romawi mulai mengkhawatirkan akan tingginya kebutuhan mereka akan rempah-rempah
dan arus emas Romawi yang mengalir deras ke Asia karenanya. Salah satu tua-tua
itu adalah Pliny the Elder, yang bertekad untuk menemukan kebenaran tentang
sumber rempah-rempah daripada percaya dengan dongeng yang diciptakan oleh
bangsa Arab.
Dari catatan
sejarah diketahui bahwa Yunani (sekitar 116 SM) berhasil berlayar dengan
dukungan ‘trade winds’ mencapai Kerala, India. Ini berdampak terbukanya
perdagangan rempah-rempah bangsa Mesir dengan India (sangat kecil dibandingkan
dengan perdagangan bangsa Arab). Namun, ketika Romawi mengambil alih
Alexandria, jalur perdagangan dan pengetahuan tentang ‘trade winds’ ini seakan
hilang.
Bangsa Romawi
akhirnya menyerang Arab pada tahun 24 SM. Tetapi serangan ini tidak berhasil
dan malah mempermalukan Romawi, yang semakin bertekad untuk mematahkan monopoli
Arab. Pengetahuan tentang perdagangan rempah-rempah akhirnya lambat laun
terkumpul dan pada tahun 40 M seorang pedagang Yunani bernama Hippalus
mengungkap rahasia ‘East Indian trade winds’, rahasia yang berhasil dikubur
oleh bangsa Arab selama hampir satu milenium. Ternyata, monsoon yang berperan dalam
pertumbuhan lada di India berbalik arah di pertengahan tahun sehingga
perjalanan dari Laut Merah (pantai Mesir) ke India dan sebaliknya dapat dicapai
dalam waktu jauh lebih singkat dan aman dari yang selama ini bangsa Romawi
bayangkan. Sejak itu hubungan perdagangan Romawi langsung dengan India tumbuh
subur dan monopoli Arab terpatahkan.
Angin monsoon
senantiasa bertiup di subkontinen India dan Asia Tenggara, dari arah barat daya
pada bulan May hingga September dan dari timur laut pada bulan Oktober hingga
April.
DEFINISI CENGKEH
Cengkeh (Syzygium
aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris disebut cloves,
adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Cengkeh
adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di
negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia.
Cengkeh ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar; selain
itu juga dibudidayakan di Zanzibar, India, dan Sri Lanka.
Minyak cengkeh
adalah minyak Atsiri yang di hasilkan dari penyulingan tanaman pohon cengkeh,
terutama daun dan bunga cengkeh, seluruh bagian cengkeh mengandung minyak,
namun bunga cengkeh lebih banyak menghasilkan minyak.
Meskipun Indonesia
merupakan negara penghasil cengkeh terbesar didunia, namun saat ini dipasaran
sudah sulit menemukan produk ini. Sulitnya menemukan cengkeh dipasaran karna
cengkeh digunakan secara besar-besaran untuk bahan baku rokok, sementara itu
produksi cengkeh sudah menurun drastik karna berbagai macam sebab yang salah
satunya karna faktor cuaca.
KLASIFIKASI CENGKEH
Morfologi Tanaman Cengkeh
Divisi :
Spermatophyta
Subdivisi :
Angiospermae
Kelas :
Dicotyledonae
Bangsa :
Myrtales
Suku :
Myrtaceae
Marga :
Syzygium
Jenis :
Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry
KARAKTERISTIK
Pohon cengkeh
merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m, mempunyai
daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada
awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkeh akan
dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5-2 cm.
1. Daun
Daun cengkeh tidak
termasuk daun lengkap karena memiliki tangkai daun (petiolus), helaian daun
(lamina), namun tidak memiliki upih/pelepah daun (vagina). Daunnya
berbentuk lonjong dan berbunga pada bagian ujungnya. Termasuk daun majemuk
karena dalam satu ibu tangkai ada lebih dari satu daun.
2. Batang
Batangdari pohon
cengkeh biasanya memiliki panjang 10-15 m. Batang berbentuk bulat (teres),
permukaan batangnya kasar biasanya memiliki cabang-cabang yang dipenuhi banyak
ranting atau dapat dikatakan lebat rantingnya. Arah tumbuh batangnya tegak
lurus (erectus) dan cara percabangan dari rantingnya dapat dikatakan monopodial
karena masih dapat dibedakan antara batang pokok dan cabangnya. Lalu arah
tumbuh cabangnya adalah condong ke atas (patens). Selain itu pohon cengkeh
dapat bertahan hidup hingga puluhan tahun. Tangkainya kira-kira1-2,5 cm
(Steenis 1975).
3. Akar
Sistem akarnya
tunggang, akar ini merupakan akar pokok (berasal dari akar lembaga) yang
kemudian bercabang-cabang. Bentuk akar tunggangnya termasuk berbentuk tombak
(fusiformis) pada akar tumbuh cabang yang kecil-kecil. Akar kuat sehingga bisa
bertahan sampai puluhan bahkan ratusan tahun. Akarnya biasanya mampu masuk
cukup dalam ke tanah.
Perakaran pohon
cengkeh relatif kurang berkembang,tetapi bagian yang dekat permukaan tanah
banyak tumbuh bulu akar.Bulu akar tersebut berguna untuk menghisap makanan.
4. Biji
Pohon cengkeh mampu
menghasilkan biji setelah penanaman 5 tahun. Bijinya terdiri dari kulit
(spedodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji (nukleus seminis).
Walaupun dalam jangka 20 tahun masih dapat menghasilkan biji, biji ini dapat
dikatakan sudah tidak menguntungkan. Hal ini dikarenakan kualitasnya telah
menurun dan tidak dapat digunakan lagi untuk industri, misal rokok.
5. Bunga
Bunga cengkeh
muncul pada ujung ranting daun (flos terminalis) dengan tangkai pendek dan
bertandan (bunga bertangkai nyata duduk pada ibu tangkai bunga). Bunga cengkeh
termasuk bunga majemuk yang berbatas karena ujung ibu
tangkainya selalu ditutup bunga. Bunga terdiri dari tangkai
(pedicellus), ibu tangkai (pedunculus), dan dasar bunga (repectaculum). Bunga
cengkeh adalah bunga tunggal (unisexualis) jadi masih dapat
dibedakan menjadi bunga jantan (flos masculus) dan betina (flos femineus).
Dasar bunganya (repectaculum) menjadi pendukung benang sari dan putik (andoginofor).
6. Buah
Cengkeh memiliki
tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar berwarna
merah. Buahnya termasuk buah semu karena ada bagian bunga yang ikut ambil
bagian dalam pembentukan buah.
Buah cengkeh
memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar
berwarna merah. Buahnya secara umum tersusun atas bagian-bagian secara umum
pada kulit buah antara lain epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Selain
itu ada septum dan ovarium.
KANDUNGAN GIZI
Rahasia dari salah
satu jenis rempah paling dicari di dunia ini adalah kandungan mineral dan
senyawa unik yang tersimpan di dalamnya. Menurut National Nutrient Database for
Standard Reference, dalam 100 gram cengkeh terdapat kandungan 65 gram
karbohidrat, 2 gram glukosa, 33 gram serat, 6 gram protein dengan, 274 kcal
energi.
Mineral dalam
cengkeh utamanya adalah mangaan, juga sejumlah mineral lain seperti zat besi,
kalsium, fosfor, magnesium, potasium, sodium, zink dengan sejumlah vitamin
utamanya adalah vitamin B3, B12, B1, K dan D.
Dan senyawa utama
yang menjadi rahasia di balik khasiat dan manfaat cengkeh adalah euganol yang
bekerja sebagai antioksidan dan anti inflamasi. Juga terdapat kandungan senyawa
beta-caryophyllene yang berfungsi sebagai anestesik, analgesik dan anti
bakteri. Dalam cengkeh juga ditemukan sejenis anti oksidan unik bernama
kaempferol dan rhamnetin yang bekerja sebagai anti peradangan dan anti bakteri.
Juga ditemukan senyawa hepatoprotektif bernama benzen.
Minyak esensial
dari cengkih mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Minyak cengkih
sering digunakan untuk menghilangkan bau napas dan untuk menghilangkan
sakit gigi. Zat yang terkandung dalam cengkih yang bernama eugenol,
digunakan dokter gigi untuk menenangkan saraf gigi. Minyak cengkih juga
digunakan dalam campuran tradisionalchōjiyu (1% minyak cengkih dalam minyak
mineral; "chōji" berarti cengkih; "yu" berarti minyak) dan
digunakan oleh orang Jepang untuk merawat permukaan pedang mereka.
JENIS-JENIS CENGKEH
Untuk jenis cengkih
yang lazim di tanam di indonesia ada 3 macam yaitu :
1. Cengkeh zanzibar
2. Cengkeh sikotok
3. Cengkeh siputih
Untuk membedakan
jenis-jenis cengkih tersebut diatas masin-masing mempunyai perbedaan tersendiri
:
1. Cengkeh Zanzibar
Tanda-tanda jenis
cengkeh zanzibar adalah tajuk daunnya berbentuk silinder, dengan warna daun
kemerah-merahan, ada juga yang berwarna merah kehijau-hijauan dan daunnya yang
berwarna merah agak jingga. Adapun tanda-tanda ini menunjukan kalau cengkeh
zanzibar yang ada di indonesia ini bentuknya masih variable. Sedangkan
untuk warna bakal bunganya sama dengan warna dari daun itu sendiri, misalnya,
pohon yang daunnya kehijau-hijauan, maka bakal bunganya akan berwarna kehijauan
pula. Sedangkan pohon yang daunnya agak kemerah-merahan, nanti bakal bunganya
akan menjadi kemerah merahan pula. Kemudian untuk tiap-tiap tras bunganya akan
berjumlah kurang lebih 50 buah.
Salah satu ciri
dari cengkeh zanzibar ini mempunyai daun yang rindang dan akan menutup seluruh
batangnya. Kemudian hebatnya pula, percabangan dari cengkeh jenis ini tidak
pernah mati. Artinya cabang-cabang mulai dari bawah sampai ke atas tetap akan
hidup, maka dari itu keadaan menjadi sangat rimbun.
Jenis cengkeh ini
sebenarnya dulu berasal dari MALUKU hingga demikian
orang AMBON selalu mengatakan untuk jenis cengkeh ini dengan
sebutan BUNGULAWANKIRI. Selain daunnya rimbun, jenis pohon cengkih
ini akan kelihatan pula lebih besar dibandingkan pohon cengkeh jenis lainnya.
2. Cengkeh Sikotok
Untuk jenis cengkeh
sikotok ini mempunyai tajuk daun berbentuk piramida, tetapi ada juga yang
mempunyai tajuk daun silindris. Kemudian warna daunnya hijau kekuning-kuningan,
namun ada juga yang berwarna hijau kehitam-hitaman. Daunnya bila dipegang akan
terasa lebih kaku dibandingkan dengan cengkeh jenis zanzibar. Cabang dan
daunnya juga agak rindang, hingga menutupi ranting. Juga sama dengan jenis
zanzibar, cabang-cabangnya juga hidup dari bawah sampai ke atas. Hanya saja
cabang-cabangnya agak condong ke atas sehingga membentuk sudut pada batang
pokoknya. Bunganya berwarna kuning dengan sedikit kemerah-merahan pada tongkol
bunga, tiap rumpun berbunga antara 20-50. Hingga demikian maka jumlah bunganya
akan hampir sama dengan jenis zanzibar.
3. Cengkeh Siputih
Pohon cengkeh jenis
putih inilah yang paling kecil pohonnya. Bila dibandingkan baik dengan jenis
zanzibar maupun jenis sikotok, maka siputih ini memiliki daun yang paling
sedikit, tak serindang dua jenis lainnya.
Daunnya berwarna
kuning atau hijau muda, helainya besar-besar.cabangnya kurang rimbun. Salahsatu
ciri dari jenis cengkeh siputih ini adalah percabangannya bagian bawah mati,
hingga dengan demikian maka cabang-cabang baru muncul beberapa meter dari
permukaan tanah, atau kebiasaannya cabang ini baru muncul antara 2 meter dari
tanah.. Kemudian bunga pada cengkeh siputih ini memang agak besar bila
dibandingkan dengan 2 jenis cengkeh diatas.
Karena bentuk
bunganya ini lebih besar dari jenis-jenis cengkeh lainnya itu, maka untuk tiap
rumpun biasanya hanya berjumlah belasan saja. Atau bila dihitung maka tiap-tiap
trasnya hanya berkisar antara 15 sampai 20 buah. karena seringnya terjadi
persilangan antar jenis satu dengan jenis yang lain, maka kita sering
mendapatkan kesukaran dalam membedakannya.
MANFAAT CENGKEH
1. Menyehatkan Jantung
Kandungan eugenol
pada cengkeh sangat baik bagi kesehatan jantung. Eugenol mampu mencegah
pembekuan darah sehingga aliran darah bisa mengalir dan lancar. Darah yang
lancar sangat baik bagi kesehatan jantung dan mencegah terkena penyakit jantung
bahkan stroke.
2. Anti Bakteri dan Jamur
Eugenol dikenal
sebagai antiseptik alami. Kandungan eugenol pada cengkeh juga baik bagi
kesehatan kulit. Sifat anti bakteri dan jamur nya mampu mengatasi beberapa
penyakit kulit yang di sebabkan oleh jamur. Caranya cukup mudah, Anda hanya
perlu merebus beberapa cengkeh, ambil airnya dan oleskan pada bagian kulit yang
terinfeksi. Setelah beberapa saat bilas dengan air bersih.
3. Anti Inflamasi/ Peradangan
Di dalam cengkeh
juga ditemukan beberapa zat aktif seperti flavonoid. Flavonoid ini sangat baik
dalam mencegah peradangan. Sifatnya yang anti inflamasi mampu mencegah
peradangan.
4. Meringankan Infeksi Saluran Pernafasan
Kandungan
antioksidan dan berbagai zat lainnya yang mampu membunuh kuman pada cengkeh ini
bisa jadi alternatif untuk membantu meringankan infeksi saluran pernafasan.
Rasa hangat pada cengkeh bisa jadi ekspektoran untuk membantu menyembuhkan gangguan
pernafasan.
5. Mengatasi Mual dan Muntah
Beberapa kandungan
pada cengkeh sanagt baik bagi mereka yang mengalami masalah mual dan muntah.
Cengkeh dan minyak cengkeh dapat menjadi solusi bila kalian sedang mengalami
masalah ini.
6. Mengobati Sakit Gigi
Cengkeh dikenal
dapat membantu mengobati sakit gigi. Kandungan pada cengkeh dipercaya bisa
menjadi antibiotik untuk membunuh bakteri-bakteri yang ada pada gigi. Caranya
sederhana, tempelkan kapas yang telah dimasukan ke dalam minyak cengkeh
kemudian tempel di bagian gigi yang terasa sakit.
7. Meningkatkan Sistem Pencernaan
Dalam jumlah yang
tepat cengkeh mampu meningkatkan sistem pencernaan. Namun jika berlebihan bisa
mengiritasi lambung.
BAHAYA CENGKEH
Di balik segudang
manfaat nya yang baik bagi kesehatan, cengkeh ini pun bisa membahayakan tubuh. Yaitu ketika
kita mengkonsumsinya secara berlebihan. Berikut beberapa efek samping yang
timbul dari konsumsi cengkeh yang berlebihan :
1. Alergi
Pada beberapa orang
cengkeh dapat mengakibatkan alergi. Gejala umumnya seperti ruam, gatal-gatal
dan sesak nafas. Pada beberapa orang alergi cengkeh bisa langsung terasa jika
minyak cengkeh dioleskan ke kulit atau saat mengobati sakit gigi.
2. Bahaya Minyak Cengkeh Murni
Minyak cengkeh
murni dapat berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan atau dalam dosis yang
besar. Efek yang bisa terjadi akibat ini adalah kesulitan bernapas, kejang,
sakit tenggorokan,muntah bahkan dapat merusak ginjal dan hati. Untuk kalian
yang mau mencoba sebaiknya ikuti saran dokter sebelum mencobanya.
3. Pendarahan
Efek eugenol yang
mampu mencegah pembekuan darah yang berarti darah bisa mengalir lebih baik dan
lancar ini bisa menimbulkan pendarahan bila konsumsi minyak cengkeh yang berlebihan.
Untuk Anda yang hendak operasi atau setelah operasi sebaiknya tidak konsumsi
minyak cengkeh terlebih dahulu.
Sebaiknya
konsultasikan ke dokter jika ingin memberi anak Anda minyak cengkeh ini karena
bisa berbahaya jika diberikan sembarangan. Perhatikan juga saat meminumnya.
Jangan campur dengan obat-obatan lain jika bukan saran dari dokter. Di
khawatirkan dapat berbenturan dengan efek obat dan bisa membahayakan jiwa.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar